Karena Selalu Ada Cerita Disetiap Perjalanan

Senin, 23 Maret 2015.
Pukul 14.18 WIB tepat pertama kali aku mulai menggerakkan jemariku diatas tuts laptopku yang kini sudah tak lagi berusia muda, ah tapi laptop ini masih begitu setia menemaniku, mengerjakan tugas demi tugas dan menemaniku untuk melewati malam yang terlalu sulit aku tinggalkan, bahkan sampai dini hari datang, ia tak jarang masih dengan suara-suara samar akan lagu-lagu yang aku putar, oh betapa malang, tapi aku tetap saja memperlakukan kau demikian, maafkan.

Beranjak dari kisah laptop malangku itu, sebenarnya ada hal yang lebih penting, yang semestinya aku tuliskan siang ini, menurutku begitu penting, sampai-sampai aku begitu tertarik untuk menuliskannya sebagai isi diari digitalku bulan ini. Lewat tulisan ini, bisa dibilang aku curhat, boleh juga dibilang aku menyombongkan diri, ya menyombongkan diri manakala aku mempunyai cerita yang keren dalam hidupku, atau aku izinkan pula kalian menjadikan ini sebagai cerminan bagaimana persahabatan kalian dengan seseorang yang kalian sebut sahabat. Inilah perjalanan yang penuh cerita.

Satu...
Dimulai ketika matahari tengah berada tepat ditengah belahan langit, terik pasti, tetapi mendung kemudian mengambil alih semuanya. Siang itu, aku membuat janji dengan Annisa, sahabatku. Kami sepakat untuk membeli perlengkapan apa saja yang kemungkinan dibutuhkan untuk kegiatan kunjungan kami selama satu minggu dengan rute Surabaya-Bali. Dari mulai perlengkapan pribadi sampai makanan ringan yang rencananya kami bagi-bagi berdua, bertiga, atau kalaupun bisa dibagi satu bis, hehe. Lewat pukul dua belas siang, Annisa selesai kuliah langsung pergi ke kosku, setelah itu berdua naik motor pergi ke UPN, sebelum akhirnya pergi belanja. Karena kondisi perut yang lapar, maka diputuskan untuk terlebih dahulu makan siang, keliling kesana-kemari dan pusing memikirkan mau makan kemana, akhirnya pilihan jatuh ke salah satu tempat makan di daerah dekat selokan mataram, ah namanya ada deh, dilarang promosi, hiihii. Singkat cerita, kami makan dengan menu yang sama, bukan karena gak ada pilihan menu lain, tapi memang gak mau repot dan biasanya memang suka pesan apa-apa yang sama. Biasalah namanya juga sahabat. Haha

Kedua...
Selesai makan, dengan cuaca yang mendung kami melanjutkan perjalanan menuju tempat kami belanja, gile bro padahal dekat kosku ada mirota juga, kenapa ini Annisa ngajak ke mirota babarsari, jauh euy. Tapi oke lah, tetap saja lanjut jalan. Itung-itung jalan-jalan, maklum anak kos jarang jalan-jalan. kekeke. Masuk ke toko, muter-muter ambil ini, ambil itu, dan tanpa sengaja ketemu dengan seseorang ya kami kira tidak asing, ya kami bertemu teman satu kelas kami, Ana. Dengan ekspresi yang pura-pura tidak tahu, gaya khas dari dia membuat kami sedikit membuat keributan di pusat perbelanjaan itu. Maafkan kami. Demi menghindari hujan, maka kami segera mungkin belanja dan menyelesaikan semua urusan. Dan ternyata benar, selesai membayar dikasir, gerimispun datang.

Ketiga...
Sore itu, hari Minggu tanggal 8 Maret 2015. Sesuai jadwal, aku dan teman-temanku satu jurusan bersama beberapa dosen berangkat kunjungan Surabaya-Bali. Karena tidak ingin ketinggalan, aku sudah sedari siang bebenah apa-apa yang akan dibawa. Selesai magrib aku berangkat diantar oleh kakakku yang baik hati, kak Daniel. Sampai ditempat yang ditentukan untuk kumpul baru ada aku dan satu temanku yang lain, widih rajin bener ya aku ini. Alhasil kak Daniel menemaniku sampai beberapa waktu kedepan, sembari menunggu ada teman lain berdatangan. Lama-kelamaan banyak yang datang, sambil mengisi waktu kami bercerita banyak hal, dari yang lucu, biasa, sampai yang rahasia. Tak lama, Annisa datang juga. Dia diantar pacarnya si mas FT, hehe. Maklum pacarnya itu kuliah di fakultas teknik, jadi terkadang lebih asik dipanggil mas FT, tapi cuma dikalangan kita-kita aja temennya Annisa. Nama aslinya sih Rio.

Keempat...
Sebelum akhirnya berangkat menuju Surabaya, sempat dapat pesan singkat dari rumah yang bikin gak mau berangkat. Maunya malah pulang segera, kalaupun bisa. Tetiba mendapat kabar yang buruk saat beberapa menit keberangkatan itu bikin sedih, sakit broh. Kakung sakit, dan kakakku cuma bilang kalau di rumah aja. Oke aku harus profesional dong ya, saat itu aku harus mengerjakan tugas kunjungan, maka mau tidak mau aku tetap berangkat kunjungan. Untuk kakung, aku hanya bisa berdoa, semoga lekas diberi kesembuhan. Meski kalau kalian semua tahu, sesaat setelah bus berangkat, air mata ini tumpeh-tumpeh gaes, untung saja kondisi bus sudah dimatikan lampunya, coba ya belum, pasti aku jadi bahan bully-an temen-temen, ah tapi aku gak peduli sih. Dan pada saat itu, terima kasih buat Annisa yang sudah setia menemani aku menangis. Peluk kamu dari jauh.


Kelima...
Dan anggap saja ini udah aku percepat jalan ceritanya, iya kali kalau aku cerita penuh dari awal ini bakal jadi postinganku yang terpanjang selama beberapa tahun aku eksis di medis sosial, terutama bloger. Hey, ini sudah hari Senin 9 Maret 2015, dan aku bersama teman-teman sudah sampai di Surabaya. Nih lihat muka-muka bahagia kami yang serasa bebas dari tugas kuliah:


Dan setelah sarapan pagi ditempat transit, kami semua melanjutkan kunjungan kami di Surabaya. Banyak hal baru yang kami dapat, terutama untuk aku dan sahabatku Annisa. Merencanakan banyak sekali hal-hal yang menurut kami keren dan hari itu pula mencanangkan untuk membuat sesuatu yang pantas untuk kami kenang dan layak kami ceritakan untuk anak-cucu kami dimasa depan. Hey, kalian tahu, kami hampir disetiap lokasi tempat kunjungan, mengabadikan moment keren lewat foto, dan sepertinya Annisa mulai terjangkit virus foto alas kaki yang dipakai, sebelumnya hanya aku yang melakukannya. Haha, lihatlah betapa dua sahabat ini menikmati hari-hari yang katanya kunjungan ini:



Dan foto-foto diatas adalah moment ketika kunjungan di BEI-Surabaya. Ada satu tempat lagi, yaitu di PT Pelindo 3, tempatnya bagus, apalagi pas kita ke pelabuhannya, tapi karena di tempat ini kami tidak berfoto bersama, jadi aku posting fotoku saja ya:



Keenam...
Dan selepas kunjungan di Surabaya selesai, dilanjutkan perjalanan menuju Pulau Bali. Asik, first time nih kesana. Bagiku yang baru pertama kali singgah di Pulau Dewata ini, memberikan banyak cerita tersendiri. Berbagai hal yang disandingkan dengan budaya, menjadi sesuatu yang menarik untukku. Mungkin kalau bagi Annisa, ini bukan kali pertama, dan aku banyak dapat cerita tentang tempat-tempat di Bali darinya. Oiya, biar lebih singkat dan cepat, aku ceritakan intinya saja. Di Bali aku dan rombongan pergi berwisata ke beberapa tempat dan kunjungan ke salah satu sekolah di sana, antara lain ke Tanah Lot, Pantai Pandawa, Pantai Dreamland, Tanjung Benoa, Pantai Kuta, Bedugul, dan beberapa pusat oleh-oleh khas Bali. Dan kita selama tiga hari dua malam disana, bermalam di salah satu hotel anak dari hotel keren Santika, namanya hotel Amaris. Bagus sih, tapi aneh ih, masa gak ada lantai 4 tiba-tiba langsung lantai 5, hihii. Ya inilah yang namanya sebuah budaya, kepercayaan dengan yang tidak kasat mata dan hal-hal magis bagi sebagian orang. Tapi, so far semua baik-baik saja. Dan ini beberapa rekam jejak perjalanan kami selama di Bali:





Selama tiga hari di Bali aku mendapat banyak pengalaman yang berharga, dan aku rasa teman-temanku yang lain pun demikian. Hey, sebenarnya aku ingin menulis tentang aku dan Annisa saja pada postingan ini. Tapi rasanya tidak adil, hehe. Lain kali akan aku buat tulisan khusus aku dan kamu ya, Annisa. Tulisan tentang bagaimana kita, haha. Tak apa lah sesekali aku alay. Aku hanya ingin dunia tahu betapa beruntungnya aku memiliki sahabat sepertimu. Dan aku juga ingin agar dunia tahu, aku pernah menikmati perjalanan yang begitu luar biasa.

Ketujuh...
Kamis malam tepatnya 12 Maret 2015, aku dan rombongan melakukan perjalanan kembali ke Jogja, perjalanan panjang dan melelahkan, tapi penuh dengan kebahagiaan. Selepas Kamis berlalu, hari Jumat sekitar pukul 10 pagi kami sampai kembali di Jogja. Dan rasa syukur aku panjatkan karena dapat terbebas dari kebiasaan mabok perjalanan. Haha. Padahal biasanya aku selalu manyusahkan siapa saja yang berada disebelahku ketika perjalanan jauh. Tapi, aku sangat bersyukur kali itu aku terhindar dari hal memalukan. Alhamdulillah yaa, sesuatu.

Kedelapan...
Singat cerita selepas kegiatan itu, aku baru tahu kalau Kakungku masuk rumah sakit. Padahal ketika kakakku memberi kabar, dia bilang hanya dirawat ri rumah, oh ternyata. Ah, hancur lah saya seketika. Dan berlalu hari-demi hari, haha sedikit dramatisir. Belum sempat aku datang menjenguk Kakung, ternyata Allah lebih dulu memanggil beliau. Ya, Allah lebih rindu bertemu dengan beliau dari pada aku yang sejak bulan Januari lalu terakhir melihat wajahnya. Ah, ini adalah bagian dari cerita dan perjalanan hidupku. Gak boleh sedih ya, hidup masih panjang.

Oke, terima kasih.
Sekian cerita saya, endingnya mengantung ya? Iya memang, sengaja. Haha
Soalnya kalau ditambah-tambah lagi udah mentok sih, bingung juga mau nulis apa lagi. Kapan-kapan lagi aja lah ya, nulis yang panjang kayak gini. Dan sekarang juga udah waktunya shalat Ashar, abis itu kuliah mikro deh, hehe. Semoga kalian pembaca dapat mengambil hal-hal positif dari sini ya, kalau belum bisa ya harap dimaklumkan, masih tahap belajar menulis, wkwk.

See yaaa....
Thanks :)

Diyah Puspita Rini, 2015

#JOURNEY #STORYOFMYLIFE


Komentar

  1. Kak Pit? Nggak cerita-cerita kaan... aku baru tau pas baca ini.. :o

    BalasHapus
  2. Hey, maaf kak :D Cerita apa kak? yang mana? hehe....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer