CERITA KU



SAKINAH BERSAMAMU, SAHABAT KECILKU...
Oleh Beeangelitha Diy
Hadir sayup-sayup aroma masa lalu, membuka ingatan terdalam kisah itu. Dan kini, dalam sebuah kenyataan hidup yang aku jalani, rona bahagia kini milikku dan milikmu akhirnya. Sungguh tak pernah terbayang, inilah akhir cerita persahabatan kita. Saat kecil dulu, irama kegembiraan dan kelucuan masa sekolah dasar hingga berlanjut sampai dunia sekolah menengah pertama. Masa putih merah dan bersambut harapan putih biru yang penuh gejolak jiwa yang labil. Seraya impian yang menjulang tinggi membumbung ke langit biru. Pernah aku dan kamu menanyakan cita dan menuliskannya dalam cerahnya hari. Masa bahagia, terseling lara pula diselanya. Berjuta kilometer menempuh perjalanan hidup penuh cita dan cinta. Namun, Ya Rabb, akhirnya kau ijinkan aku sakinah bersamanya.
##
Menyelinap ingatan akan masa 15 tahun lalu saat aku duduk dibangku 4 SD. Awal aku mengenalmu lebih dalam. Wah, rasanya kata-kata ini terlalu tinggi. Maksudku, saat aku duduk dikelas 4 sekolah dasar, aku mewakili sekolahku untuk mengikuti pelatihan dokter kecil disalah satu sekolah dasar di daerahku. Kala itu, aku bertemu dengan seorang anak laki-laki yang tampangnya selengekan, seenaknya sendiri. Bagaimana tidak, dikelas dia memakai topi, memakai jaket, dan yang aku tahu itu tidak diperbolehkan. Ya, tapi bukanlah urusanku untuk memperdulikan penampilannya. Berlanjut tak berapa lama, akhirnya aku mengenal namanya. Dan tanpa aku sadari, dia justru telah lebih dulu tahu namaku. “itha ya ?” ucapnya lirih. Gugup, sumpah gugup. Rasanya ini bom mau meledak. Cinta monyet nih kali ya. Lantas ku jawab saja “iya, kok tahu namaku ? kamu siapa ?” sok polos dan sok imut. Berbincang berlanjut hingga kelas untuk materi pembinaan selanjutnya berlangsung.
##
Allah, mewujudkan harapan dan cita-citaku untuk menjadi pendamping hidupmu. Kini tak lagi aku sia-siakan. Tak seperti masa dulu ketika untuk jujur saja terasa sulit satu sama lain. Semakin sering saja aku dan dia bersama dalam berbagai kesempatan diluar jam sekolah. Mulailah cerita cinta monyet yang kebanyakan orang-orang sebut itu. Hah, tapi bagiku bukanlah demikian. Dia sahabatku, sahabat kecilku. Dan dia itu punya nama puguh. Nama yang indah selayak sosok laki-laki kecil yang gagah. “tha, besok ikut belajar bareng ya dirumah dani ? mau kan, lagian rumah kamu juga Cuma depan rumah dia. Oke ?” dia mengajakku untuk belajar bersama, bukan aku tak mau. Tapi aku dan dia beda sekolah. Jelaslah jika ada pelajaran yang agak berbeda dalam penjelasannya. Ku jawab saja “ehm, oke. Insha Allah bisa”. Dan ternyata akupun datang juga kesana. Semakin kenal saja aku dengannya. Semakin aku tahu semua tentangnya. Sebaliknya dia semakin tahu pula tentang aku.
##
Masa sekolah dasar terselesaikan dengan penuh kebahagiaan. Aku lulus, dia juga lulus. Sempat berfikir akan jauh dengannya, namu nyatanya.
“hay, puguh. Kamu daftar sekolah disini juga ?” kala itu aku terkaget melihat dia diparkiran sekolah menengah pertama salah satu daerahku. “iya tha, aku daftar disini. Kamu juga ya ? wah kita satu sekolah lagi ya.” Ya, akupun satu sekolah lagi dengan dia. Sekolah menengah pertama saksi rasa ku padanya.
Pengumuman lolos pendaftaran sekolah telah terpampang dipapan pengumuman, namaku ada disana, dikelas A. Dan terlihat ada nama puguh dikelas G. Jauh. Tak mengapa asal masih satu sekolah. Dalam hatiku berbicara demikian. Dan disekolah itu, selayaknya menjadi tempat berkumpul sahabat-sahabat kecilku. Tak menyangka, erwin, riri ternyata juga sekolah disini, dan semuanya berbeda kelas. “heh, kalian disini juga ?” teriak erwin saat melihat aku dan puguh. “iya, heh akhirnya kumpul jadi satu sekolah juga ya”.
Kebagiaan semakin sempurna.
##
Ini masa-masa indah dalam hidupku. Ketika aku mengingatnya, tawa dan airmata sering keluar bergantian, apalagi ada cerita indah disana.
Semasa aku sekolah, dibangku kelas 7 atau dulu dikenal kelas 1 SMP. Ada banyak kenangan dan cerita. Awal-awal teman sekolah melihatku dekat dengan puguh, erwin, dan riri, mereka berfikir aku punya pacar disalah satu laki-laki itu. Dan dugaan merka aku pacar puguh. Wah, aku amini dalam hati kata-kata mereka. Bagaimana tidak mereka berfikir demikian, aku sering terlihat bersama puguh, saat berangkat sekolah, saat pulang dan saat istirahat dikantin. Alhasil anak-anak menilai aku dan dia pacaran. Padahal, kita hanya sahabat.
Sekian lama berlalu, hingga sampai pada jenjang kelas 8. Aku mengakui untuk diriku sendiri jika aku menyukai puguh. Meski dia tak tahu, tapi cukuplah bagiku dia tetap ada sebagai sahabatku. Kebersamaan dan kebiasaan bersama membuat rasa itu semakin ada, terfikir dalam benakku suatu saat aku benar-benar menjadi pacarnya bahkan bukan hanya sekedar pacar, namun pendamping hidupnya. “eh, tha mikir apa si ? eh ciee, mikirin puguh ya ?”, sela salah satu temanku. Seperti biasa aku pintar pula menyimpan rahasia. “gag ya, apaan si ? aku gag suka sama puguh kali !”. Elakku, padahal dalam hatiku, aku cinta dia jawaban yang ada.
“Sepanjang hidupku hanya ingin bersamamu, disetiap waktu, disetiap waktu.....” Sepenggal lirik lagu yang meluluhkan hatiku. Bagaimana rasanya aku saat itu, hanya aku yang tahu...
Perpisahan kakak kelas, mengharuskan ada perwakilan kelas yang mengisi acara, dan dari kelasnya puguh pastilah menampilkan band. Disana ada puguh, aku sontak merinding melihatnya. Begitu, meluluhkan hatiku saat mendengar suaranya menyayikan lagu sepanjang hidupku milik pilot. Padahal, biasanya dia Cuma jadi pemain drum atau main gitar. Kali ini dia yang jadi vokalis, oh ya Tuhan. Indah sekali hari itu...
##
Tahun demi tahun berlalu, dan mengantar masa perjuangan ini dipenghujung kemerdekaannya. Saatnya perpisahan angkatanku. Berapa hari sebelum acara wisuda berlangsung, terlebih dulu berlangsung percakapan antara sahabat kecil ini, aku, puguh, erwin, riri. “setelah  ini kalian mau sekolah dimana ? tetap disini kan ?”. Aku terdiam dengan pertanyaan itu. “Aku mau ke STM, ya kan ri ?” kata erwin. “Yoi, brother. Kamu kemana tha, guh ?” tanya riri balik. Aku diam dan kemudian puguh menjawab, “mungkin aku ke SMA, kamu tha ?” tanya puguh padaku. Aku masih saja diam dan binggung dengan jawaban apa. “Aku...., aku mau pindah teman. Aku gag disini lagi”. Akhirnya aku utarakan keinginan keluargaku. Dan aku mantapkan untuk meninggalkan sehabat kecilku dengan sedikit berat hati.
Sebelum, aku pergi. Aku beranikan diri bilang sama puguh. Niatnya mau jujur.
“guh, kamu tahu gag, sebenarnya aku suka sama kamu !”. Malu, asli malu. Tapi daripada dia gag pernah tahu perasaanku. Mending nerima malu. Puguh Cuma diam, dan menjawab “Iya tha, sebenarnya aku juga pernah punya rasa suka sama kamu. Tapi maaf, sekarang aku udah punya pacar tha”. Seketika hancurlah rasaku. Ternyata dia memang pernah menyukaiku pula, tapi itu dulu, sekarang tidak.
Ku terima saja kenyataan itu. Dan saat perpisahan tiba. Permintaanku padanya, “guh, kamu tampil gag nanti ? nyanyi satu lagu dari jrocks ya, yang ceria. Tapi kamu sendiri yag nyanyi. Oke ?” pintaku ke dia sebelum mulai acara. Dan ternyata memang bandnya menyayikan lagu itu, namun bukan puguh yang nyanyi, dia main drum. Alasannya dia “gag papa lah, bukan aku yang nyanyi. Aku juga lagi males vokal. Lagi pengen drum aja”. Ya sudahlah ku terima saja.
##
Setelah itu aku pindah, dan semua sahabatku melanjutkan kisah masing-masing.
Tiga tahun berlalu dimasa sekolah menengah atas. Diperjalanan masa itu aku tahu jika puguh pacaran dengan temannya sekolah dulu, dan kemudian putus juga akhirnya. Masih menyimpan harapan dalam hati ini, sejujurnya aku ingin kembali dekat dengannya. Komunikasi masih sering lewat sms, telfon, atau internet. Namun dengan intensitas yang kecil dan bahkan pernah sampai hilang komunikasi. Terkadang saat aku sendiri, bayang wajahnya yang rupawan seketika hadir dan membuyarkan konsentrasi. “Oh, Puguh. Andai saat ini aku dan kamu bisa bertemu seperti dulu.” Lamunanku membawa jauh, tidur, dan terlelap.

Gambaran gambaran kian jelas
Melewati,
Melintas menyusuri bayang berlalu
Singgah dalam gelap sesaat
Ingin lupakan saja
Hentikan gerak harap
Itu hanya sia
Berlalu secepat ia mau
Dalam angan hari ini
Terlintas berjuta asa
Mungkin dapat terbaca
Mungkin kau ketahui
Bosan saja terus menunggu
Gambar bayang-bayang lalu
Hantui untuk segera terhapus
Memori dulu tentang dirimu
            Tak sadar, setelah terdiam begitu dalam. Satu lembar kertas penuh diksi aku hasilkan. Ya, mungkin hanyalah puisi yang abal-abal. Dan maksud hati sekiranya mampu ingin lekas saja disudahi rasa cinta ini pada puguh. Namun, hati kecil berbisik untuk tetap melangkah mengejarnya. Jadi, baiklah. Aku nikmati rasa ini.
##
Pada pungkasnya. Kini aku bertemu lagi dengan dia, dalam situasi yang berbeda dalam kisah dan cerita yang berbeda pula. Setelah lulus sekolah menengah atas. Aku mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah disalah satu universitas negeri dalam bidang kependidikan, dan dia, dia mendapat beasiswa disalah satu sekolah tinggi kedinasan dibawah kementerian SDA. Semakin jauh saja jaraknya sekarang.
“kamu lanjut kuliah dimana puguh?” tanyaku. “aku kuliah di salah satu ST di cepu tha, bagaimana denganmu tha ?”. “Oh, yang kedinasan itu ya, em. Aku di salah satu universitas negeri di yogyakarta.” Kemudian dia bertanya pula, “ambil jurusan apa kamu disana ?”. “kependidikan guh”. “wah, kamu emang istiqomah sama cita-citamu ya, dari dulu pengen jadi pendidik. Sekarang kuliah dikependidikan juga. Semoga kamu sukses ya tha. Aku doain yang terbaik buat kamu”. Katanya padaku.
Semester demi semester di kampus ini aku lalui, begitu juga dengan dia disana.
Menginjak semester 6 dikampusku, dia disana mulai sibuk dengan tugas akhir dan hendak wisuda D3nya. Sebelum kelulusannya, satu hal yang tak pernah aku sangka akan terjadi. Aku bersyukur pada Allah yang pada saat-Nya Dia membuka jalan dan hadirkan impianku berubah nyata.
##
Pagi itu kala aku hendak pergi ke kampus, handphoneku berdering. Telfon dari puguh. “tumben sekali dia telfon, ada apa ya.” Tanyaku pad diriku sendiri. Ya karena memang jarang sekali dia telfon aku. “hay, kenapa guh....” singkatnya terjadilah percakapan panjang antara aku dan dia...
Ini kebahagiaan yang luarbiasa bagiku. Kenapa tidak, dia tenyata menyatakan rasa cintanya kembali padaku. Dan puguh gag Cuma sekedar mau aku jadi teman atau pacarnya, tapi kali ini langsung jadi pendamping hidupnya. Katanya, aku ingin sakinah denganmu tha.
##
Saat itu liburan semester genap, aku pulang ke rumah lamaku sekedar untuk liburan dan bertemu dengan puguh disana. Dan benar saja, dia pun pulang bahkan bermaksud mengenalkanku dengan orang tuanya. Padahal aku kenal juga dengan orang tuanya. “Tha, mungkin kamu emang udah kenal sama orang tuaku. Tapi dulu kan mereka tahunya kamu itu sahabatku, dan sekarang aku pengennya mereka tahunya kamu itu calon pendampingku tha, mau ya ?”
Aku mau, dan aku pun datang kerumahnya. Alhamdullilah orangtuanya masih seperti dulu, baik dan menerima dengan tangan terbuka akan kedatanganku, lebih-lebih mereka juga menyetujui niatan puguh denganku.
##
Saat dia wisuda D3nya, aku diajak pula dalam acara itu bersama dengan keluarganya yang lain. Dan pada saat itu, aku baru masuk semester 7, masih ada waktu yang cukup lama, namun semoga saja tak terlalu lama untuk aku kemudian juga lulus S1ku.
Setelah wisudanya itu, dia datang kerumahku dan menyatakan keseriusannya kepada ayahku. Ayahku setujui niatnya, namun ayahku menghendaki aku untuk lulus terlebih dahulu dan memperoleh pekerjaan terlebih dulu pula. Puguh dan keluarganya setuju, karena merka juga berkeinginan demikian, mereka semua ingin kami mapan, dan benar-benar siap segalanya.
Kau hadirkan dia yang terindah untukku
Peluk dan cinta yang merangkulku, damai
Membasuh penat dan lelah jalan ini
Kisah yang dahulu hanya bermain dalam mimpi
Nyata sudah kini dalam genggaman
Aku untukmu dijadikanNya
Dirimu untukku disatukanNya
Bahagia dan tangis suka tak ragu ku buka
Inilah wujud syukur padaNya
Atas kuasa dan karunia yang sempurna
Ya Allah, terimaksih kau ijinkan aku bersamanya sekarang. Terimakasih Ya Rabb, kau jadikan dia pendamping hidupku akhirnya. Dia yang dulu sahabatku, kini dialah pendamping hidupku.
###@###

Komentar

Postingan Populer