Sadar ! (atau) Tidak Sadar !
Mungkin jika kita berbohong pada diri sendiri, bisa saja. Orang lain tak akan tahu itu. Bilang saja dengan wajah meyakinkan ditambah juga dengan embel-embel "tidak" diujung kalimatnya. Pasti semua orang percaya. Ah, tapi itu sudah terlalu biasa. Sudah banyak yang mengunakan.
Memang. Sadar atau tidak, terkadang ketika "rasa" ini muncul, cenderung untuk menutupinya, terlebih apabila jelas-jelas "rasa" itu untuk sesuatu atau seseorang yang bukan "hak-nya".
Begini..
Mudahnya "rasa" itu kita sebut "rindu". Entah sebuah kata dari planet mana, aku tak paham. Namun kedatangannya sudah membuat seisi hatiku kacau, galau dan semacamnya seperti apa yang kebanyakan orang kenal dijaman keren ini.
Teruntuk seseorang yang kita "rindui", sungguh jika mau menurutinya pasti ingin agar yang bersangkutan bisa tahu. Namun, sering pula menjadi lain ceritanya. Apalagi kalau memang tidak seharusnya untuk diungkapkan "rindu" itu. Dan membiarkannya terdampar dalam-dalam pada hati, adalah pilihan tepat nampaknya. "Rindu" yang tak tersampaikan rupanya.
Sadar atau tidak. Ketika ada "rasa" itu, segala cara menjadi halal, asalkan terbayar lunas "rasa" yang membayangi layaknya hutang yang tak kunjung habis. Namun, persoalannya tak sesimpel membuat hiasan dari kertas origami seperti apa yang aku suka lakukan. Terlalu rumit, apalagi untuk aku yang nyata-nyata memiliki "rindu" yang selayaknya tak diungkap. Cukuplah tersimpan dalam sini, di dalam hati.
"Rindu" itu memang ada, ya sekarang ada, di sini, ada di dalam hati. Sadar atau tidak, aku telah mencoba meyakinkan hati ku sendiri pula. Bahwa, "rindu" ini tak ada pemiliknya. Maka, lupakan saja.
[Tentang Seseorang]
Komentar
Posting Komentar