Lain Dulu. Lain Sekarang !
Sekarang...
Memang begitu banyak hal-hal yang dulu selalu aku lakukan sebagai kesukaan dan hobbi perlahan satu-persatu entah kemana arahnya. Ketika kegemaran bermain dengan pensil dan kuas penuh warna-warni mulai ditinggalkan ketika memasuki sekolah menengah atas, kemudian ketertarikan soal gambar-gambar bangunan dan arsitektur yang luntur pula sesaat setelah memutuskan untuk masuk sekolah kejuruan bidang bisnis bukan seni rupa atau teknik, yang pada akhirnya menumbuhkan kecintaan baru pada dunia hitung, akuntansi.
Entah apa yang membuatku tetap mempertahankan ini, hatiku tetap tak mau beranjak menjauh dari dunia tulis-menulis, puisi, cerpen, atau apapun itu yang orang-orang sebut. Bahkan sesekali aku juga masih bernyanyi, meskipun sekarang sudah tidak lagi bergabung dalam sebuah grup musik atau band semacamnya. Berbeda ketika masa-masa dulu. Rindu masa itu terkadang.
Dua hal ini, menulis, bernyanyi. Sungguh berbeda nasib dengan menggambar dan arsitektur itu, yang kini aku sendiri tidaklah bisa menjawab ketika ditanya, apakah masih suka? apakah masih bisa? atau apakah masih mau sekolah dibidang seni rupa? atau mungkin juga pertanyaan ini, apakah masih ingat ketika dulu kamu begitu tertarik mendaftar di SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa) dan kemudian pilihan lainmu adalah Stembayo jurusan gambar bangunan? Bagaimana jawabanmu untuk pertanyaan-pertanyaan itu?. Sungguh, aku sendiri tidaklah tahu harus menjawab apa. Bagiku, dua hal itu kini teramat sulit untuk ku kejar lagi, setelah sekian lama aku tinggalkan mereka.
Lain dulu lain sekarang, memang. Sekarang aku mencoba fokus pada apa yang telah aku pertahankan sampai saat ini, meski terlalu sering terlintas dalam pikiran untuk memulai lagi bersapa dengan pensil, kuas, cat, warna-warni, dan gambar bangunan serta lain macamnya itu.
Betapa Tuhan selalu memberi jalan terbaik-Nya, ketika kaki telah ditetapkan untuk berjalan pada satu arah terbaik pasti tidaklah ia akan salah tujuan. Ketika tangan telah dimantapkan untuk mengenggam yang terbaik pasti tidaklah ia akan salah pegangan. Ketika lidah telah diijinkan mengucapkan kata terbaik pasti tidaklah ia akan salah menafsirkan. Ketika mata telah ditunjukan ladang terbaik pasti tidaklah ia salah melihat dimana harus bertanam. Ketika pikiran telah ditambahkan ilmu terbaik pasti tidaklah ia salah merumuskan apa-apa yang terbaik pula untuk masa depan. Dan bahkan ketika hati telah dikuatkan pastilah semua yang terbaik itu dapat diramu, dimasak, diolah, dan dikemas sedemikian rupa sehingga menjadikan manfaat, bukan hanya untuk pribadi tapi untuk sesamanya, untuk Tuhannya pemilik semua kebaikan.
Dan sekarang, menulis adalah jalan yang aku pilih. Kesempatan untuk terus berkarya dan bermanfaat lewat tulisan selalu aku usahakan. Apapun bentuknya. Bahkan sesekali juga tetap menghidupkan kesukaan terhadap musik dengan menyanyi. Tapi ini hanya untuk selingan disaat benar-benar ingin saja.
Mungkin dulu, awal-awal kau masih ragu. Jika sekarang kau yakin mampu, kenapa tidak? Lakukanlah selagi kesempatan untuk itu masih ada, Pita.
7 Desember 2014, Origami kehidupan ^^
Memang begitu banyak hal-hal yang dulu selalu aku lakukan sebagai kesukaan dan hobbi perlahan satu-persatu entah kemana arahnya. Ketika kegemaran bermain dengan pensil dan kuas penuh warna-warni mulai ditinggalkan ketika memasuki sekolah menengah atas, kemudian ketertarikan soal gambar-gambar bangunan dan arsitektur yang luntur pula sesaat setelah memutuskan untuk masuk sekolah kejuruan bidang bisnis bukan seni rupa atau teknik, yang pada akhirnya menumbuhkan kecintaan baru pada dunia hitung, akuntansi.
Entah apa yang membuatku tetap mempertahankan ini, hatiku tetap tak mau beranjak menjauh dari dunia tulis-menulis, puisi, cerpen, atau apapun itu yang orang-orang sebut. Bahkan sesekali aku juga masih bernyanyi, meskipun sekarang sudah tidak lagi bergabung dalam sebuah grup musik atau band semacamnya. Berbeda ketika masa-masa dulu. Rindu masa itu terkadang.
Dua hal ini, menulis, bernyanyi. Sungguh berbeda nasib dengan menggambar dan arsitektur itu, yang kini aku sendiri tidaklah bisa menjawab ketika ditanya, apakah masih suka? apakah masih bisa? atau apakah masih mau sekolah dibidang seni rupa? atau mungkin juga pertanyaan ini, apakah masih ingat ketika dulu kamu begitu tertarik mendaftar di SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa) dan kemudian pilihan lainmu adalah Stembayo jurusan gambar bangunan? Bagaimana jawabanmu untuk pertanyaan-pertanyaan itu?. Sungguh, aku sendiri tidaklah tahu harus menjawab apa. Bagiku, dua hal itu kini teramat sulit untuk ku kejar lagi, setelah sekian lama aku tinggalkan mereka.
Lain dulu lain sekarang, memang. Sekarang aku mencoba fokus pada apa yang telah aku pertahankan sampai saat ini, meski terlalu sering terlintas dalam pikiran untuk memulai lagi bersapa dengan pensil, kuas, cat, warna-warni, dan gambar bangunan serta lain macamnya itu.
Betapa Tuhan selalu memberi jalan terbaik-Nya, ketika kaki telah ditetapkan untuk berjalan pada satu arah terbaik pasti tidaklah ia akan salah tujuan. Ketika tangan telah dimantapkan untuk mengenggam yang terbaik pasti tidaklah ia akan salah pegangan. Ketika lidah telah diijinkan mengucapkan kata terbaik pasti tidaklah ia akan salah menafsirkan. Ketika mata telah ditunjukan ladang terbaik pasti tidaklah ia salah melihat dimana harus bertanam. Ketika pikiran telah ditambahkan ilmu terbaik pasti tidaklah ia salah merumuskan apa-apa yang terbaik pula untuk masa depan. Dan bahkan ketika hati telah dikuatkan pastilah semua yang terbaik itu dapat diramu, dimasak, diolah, dan dikemas sedemikian rupa sehingga menjadikan manfaat, bukan hanya untuk pribadi tapi untuk sesamanya, untuk Tuhannya pemilik semua kebaikan.
Dan sekarang, menulis adalah jalan yang aku pilih. Kesempatan untuk terus berkarya dan bermanfaat lewat tulisan selalu aku usahakan. Apapun bentuknya. Bahkan sesekali juga tetap menghidupkan kesukaan terhadap musik dengan menyanyi. Tapi ini hanya untuk selingan disaat benar-benar ingin saja.
Mungkin dulu, awal-awal kau masih ragu. Jika sekarang kau yakin mampu, kenapa tidak? Lakukanlah selagi kesempatan untuk itu masih ada, Pita.
7 Desember 2014, Origami kehidupan ^^
Komentar
Posting Komentar