November, Desember, dan Hujan

Pagi ini masih pagi di bulan yang sama dengan bulan saat aku up postinganku yang terakhir, dan pagi ini masih pagi bulan Desember. Bulan yang galau menurutku, ah galau. Cuacanya. Yap, betapa tidak. Tiba-tiba mendung, tiba-tiba panas lagi, tiba-tiba gerimis, terus kadang juga tanpa mendung langsung hujan aja, hujannya deres banget pula. Hem, mungkin memang mesti meng-iyakan kata-kata ini "Mendung tak berarti kemudian hujan, dan hujan pun tak pula didahului oleh mendung".

Hey...
Berbicara bulan Desember, berbicara hujan, nampaknya aku jadi ingat bulan lalu dan hujan yang telah berlalu di bulan itu. November dengan hujannya. Haha. Ketawa lucu sendiri pas inget, tapi sungguh itu kenangan manis yang menurutku gak bisa dilupain. Ya iya lah, buat apa dilupain, toh itu kan hal indah, biar aja tetap dikenang. Nah, setuju.

Desember dengan hujan yang masih setia, bahkan lebih setia dari pacar-pacarnya kalian. Ups, maaf. Tapi Desember dengan hujannya juga menanbah resah, gundah, galau buat yang masih jomblo (red:menunggu masa yang tepat buat sebuah hal indah). Ah, termasuk aku yang kemudian jadi melankolis nulis puisi macam begini. Tapi ini kata-kata aku tulis beberapa hari lalu, ketika hujan masih setia dengan bulan November-nya. Terus sepagi ini juga udah denger suara merdu rintik hujan gitu. Tapi tak apalah, itulah nikmat-Nya. Pagi-pagi udah galau ya ini hasilnya, let's read.....

Hujan itu pernah berkisah tentang kita
Betapa tangan yang saling mengenggam
Membawa tubuh berlari menyibak derasnya...

Hujan pernah juga menjadi saksi kita
Ketika tawa yang kita hasilkan dari canda
Disana ada rasa yang entah apa...

Dan sekali lagi,
Hujan menjadi salah satu nikmat yang dicinta
Ketika doa-doa tersebar dalam rintiknya
Semoga dapati esok bahagia-Nya...

Hujan,
Terima kasih...

Kalau di baca lagi sih, antara "nyambung gak nyambung". Yah biarlah, biarkan kata-kata yang muncul itu tertuliskan apa adanya. Dan satu hal sih yang perlu diingat, buat aku, buat kamu, buat kita, buat kalian, semuanya aja deh.....

"Ini dunia maya, bukan dunia nyata. Terkadang apa-apa yang terkisah di dunia nyata tak layak untuk semua di unggah ke dunia maya. Dunia maya ya dunia maya, bukan dunia nyata"

dan pernyataan di atas itu sama dengan pernyataan yang aku banget (red: jawabanku saat aku kena pertanyaan seorang temen gegara tulisanku di dunia maya beberapa hari lalu), nih...

"Ah, apakah harus begitu, selalu dipermasalahkan (red: ungkapku dalam hati). Ini dunia maya, bukan (selalu) aku. Aku ya aku yang ada di dunia nyata. Dan apa-apa yang ada di dunia maya ini tidaklah aku sepenuhnya (red: karena memang ada beberapa tulisan yang kemudian aku banget)"

hem...
Jadi harus gimana ?
Lalu apa juga hubungannya antara November, Desember, Hujan ? Duh, apalah, aku sendiri jadi bingung. Intinya sih November dan Desember dua bulan yang bagiku penuh hujan. Hujan kegalauan, hujan keresahan, hujan kegundahan, hujan kesedihan, tapi yang paling penting HUJAN KEBAHAGIAAN. Dan tanpa melupakan makna hujan yang sebenarnya, hujan air, iya air. Bagaimana tidak ? Banyak hal indah yang datang (pergi juga) didua bulan yang bertetangga ini. Meski tetap ada yang harus pergi, tapi bahagianya tetap loh. Bahagia yang gak "nanggung-nanggung". Makanya, rajin bersyukur yes. Biar Allah terus kasih nikmat, berkah, dan bahagia yang utuh, alias gak "nanggung-nanggung". hiihii....


November, Desember, dan Hujan :)
Terima kasih............
 

Komentar

Postingan Populer