Cuma kangen terhadap masa lalu....
#######
"Aku cuma penasaran. Rindu."
"Rindu itu tanda-tanda cinta!" Inne menggeleng.
"Tidak. Ini bukan cinta. Ini cuma rindu masa lalu. Kenangan. Penasaran terhadap nasib kawan bauk."
"Bohong!"
"Hei, jangan menuduh!"
"Si Aan itu bukan kawan baik. Kamu sendiri ngaku dulu pernah naksir dia. Ya, Kan?"
"Tapi itu dulu! Sekarang cuma rindu yang alami...yang wajar..."
Sita tampak kukuh dengan pendapatnya. "Inne, cuma ada satu alasan kenapa kamu tiba-tiba penasaran dengan Anindra-mu itu. Cinta! Titik!"
Kepala Inne menggeleng lagi. "Ini bukan cinta! Cuma kangen terhadap masa lalu. Apa salahnya aku tahu kabarnya sekarang? Tinggal di mana? Bekerja dimana..."
"Sudah married atau belum? Kalau sudah sama siapa? Impulsive!" kalimatnya diserobot Sita dengan memanyunkan bibirnya.
Ya itu betul. Ia juga ingin tahu itu. Tapi...ahh, ini bukan cinta!
Menyaksikan wajah Inne yang menjadi muram, Sita, gadis berkerudung itu menyerah juga.
"terserahlah."
"Jadi aku boleh menelepon?"
"Tak ada salahnya menelepon. Lagian memangnya aku bagian perizinan?"
"Bukan. Bukan perizinan. Tapi controlling! Hehe." Inne serta-merta memeluk Sita.
"Yang salah, kalau kamu punya ekspektasi berlebihan, Ne. Padahal dia mungkin sudah punya kehidupan sendiri. Hati-hati dengan perasaanmu. Ya?".....................
--- Cinta Tak Pernah Menari, AN, Jakarta 2003 ---
Komentar
Posting Komentar