Perjalanan 150315
Satu kesempatan yang luar biasa adalah ketika tubuh lelahmu yang baru saja sampai dari perjalanan jauh Bali-Jogja dipada suatu senja dihadapkan dengan tumpukan pakaian dan sembako yang menunggu meminta untuk kau perhatikan dan kemudian pagi harinya kau hadirkan kesemuanya di pasar murah disebuah desa yang belum pernah kau datangi sebelumnya. Disebuah tempat bernama Kedungmiri, Sriharjo, Imogiri, Bantul inilah yang membuat lelah itu menjadi rasa syukur yang berlimpah dan bahagia yang tak terkira. Ada satu cerita baru yang menambah panjang jejak perjalananku di bumi cinta-Mu....
Jumat 13 Maret 2015.
Hari itu sekitar pukul 10.00 WIB aku dan rombongan KKL 3 Diksi sampai di kota istimewa, Jogja. Setelah hampir seminggu kegiatan kunjungan dan wisata Surabaya-Bali kami lewati, hari itu lelah pun sudah memuncak. Dan benar saja, beberapa saat setelah sampai kos, bersih diri, dan tubuh ini langsung tertidur lelap.
Sabtu 14 Maret 2015.
Disatu hari yang begitu ingin dipenuhi dengan bermalas-malasan, namun tetiba berubah dengan kegiatan yang membangkitkan gairah. Sore-sore sehabis ashar, ada pesan masuk, mengajakku makan bakso disalah satu warung bakso dekat kos, aku iya-kan karena memang sedari pagi belum makan. Singkat cerita, kegiatan makan bakso bersama teman-teman satu organisasi itu berlalu begitu cepat dan karena kepentingan pun sudah didapatkan maka usai sudah waktu bersua itu. Selepas itu, ajakan selanjutnya adalah yang paling gak bisa ditolak, ikut mendampingi kegiatan sosial adalah hal yang selalu menarik buatku. Dan setelah watu magrib lewat, perjalanan ke daerah tempat kegiatan itu pun dimulai, malam-malam, memacu laju sepeda motor dengan kencang dan udara yang dinggi menjadi teman yang setia selama perjalanan sekitar 1 jam. Meski sudah biasa seperti itu, tapi selalu saja ada hal yang berbeda dalam setiap perjalanan yang dilalui. Selalu ada cerita lain.
Sampai di salah satu rumah pengurus organisasi yang menjadi penyelenggara kegiatan tersebut, agendanya adalah persiapan yang diisi dengan menata sembako dan pakaian yang akan dibawa ke pasar murah di pagi harinya. Berkardus-kardus pakaian bekas yang layak pakai disortir. Sungguh keren, tubuh yang masih lelah tetap saja kuat sampai larut malam. Entah apa, yang aku tahu karena niat tulus yang ada, lelahpun bukan soal.
Dilengkapi dengan canda tawa khas kami yang terbiasa berkumpul, memberikan kehangatan tersendiri. Banyak hal-hal konyol yang justeru kami rindukan ketika belum lagi ada sempat bersua. Orang-orang yang luar biasa yang telah Tuhan hadirkan dalam hidupku. Orang-orang dengan kabinet yang mereka sebut progresif.
Minggu 15 Maret 2015.
Pagi hari yang dingin, ditemani lagi oleh canda tawa mereka, sembari santap pagi dengan oseng dan lauk telor ceplok yang nikmat. Alhamdulillah rizqi di pagi hari. Sembari menunggu waktu untuk berangkat ke lokasi pasar murah, kami sempatkan berbincang, mulai dari yang penting sampai hal yang tidak penting. Banyak hal.
Pukul tujuh lebih berangkat menuju lokasi dengan sebongkah semangat yang membara, penuh harapan sebuah niat baik dapat membawa berkah. Kedatangan disambut penuh suka cita oleh warga sekitar, aktifitas layaknya pasar yang ada kami hadirkan miniaturnya dikegiatan itu. Meja-meja dijajarkan rapi lengkap dengan orang yang menunggu untuk melayani. Menawarkan barang yang sekiranya disukai dan dibutuhkan pembeli. Satu lagi pengalaman baru dan berharga aku dapat di pagi itu.
Banyak berbincang dengan warga sekitar, tentang keseharian mereka, mata pencaharian, sumber alam, akses jalan, listrik, air, dan banyak lagi lainnya. Obrolan santai tetapi berkesan, wejangan-wejangan yang sederhana tapi penuh makna, betapa syukur itu aku haturkan pada yang kuasa, sempat yang begitu indah dapat hadir ditengah-tengah mereka semua.
Satu hal yang tak pernah aku sayangkan datang ketempat itu, suasana desa yang ramah dengan keindahan alam sekitar yang luar biasa semakin menambah keistimewaan tersendiri. Aku jatuh cinta pada tempat itu. Disana ada curug juga loh. Lain kali harus datang lagi.
Sekitar pukul 11 siang kegiatan selesai, ditutup dengan sesi foto-foto panitia penyelenggara dan kumpul evaluasi kegiatan. Setelah itu mampir ke kedai mie ayam milik Bu dukuh, makan siang ramai-ramai dan dapat diskon lagi, Alhamdulillah.
Inilah cerita hidup yang begitu indah. Perjalanan demi perjalanan menjadi saksi betapa Dia selalu memberikan kesempatan berharga pada siapa saja yang Dia kehendaki untuk dapat merasakannya. Ini adalah perjalananku yang kesekian kalinya, perjalanan yang semakin membuatku mencintai sosial, mencintai sekitarku. Selalu ada harap, suatu saat nanti mendapat sempat serupa meski pada tempat yang tak lagi sama, dan meski bukan lagi dengan orang-orang partner kerja sama pula.
Komentar
Posting Komentar