Menjaga



Beberapa saat lalu, aku yang menemukan hadirmu sebagai satu teman baru, ya teman baru yang telah berlalu. Hingga kemudian aku temui lagi kau dalam bentuk yang baru, datang dengan cerita lain setelah beberapa waktu. Setelah sempat ada khawatir akan apa yang disebut "rasa" kini selanjutnya ada kata yang kita sebut "menjaga". Dalam setiap tindak dan kata kita sekarang, ada ia yang terus menghantui.

Menjaga yang bagi kita adalah sesuatu yang wajib untuk sekarang ini, menjaga agar aku, kamu, atau dia tak sedih hati. Atau, menjaga agar aku, kamu, atau dia tak merasa bahagia. Ini menjaga yang teramat sulit dimengerti segera, menjaga perasaan agaknya memang terlalu memakan energi. Dan ketika tetiba pesan itu datang setelah bebrapa waktu aku mengatakan yang sama pula padamu, hey aku tahu, memang benar ada yang layak untuk dijaga sekarang. Sebuah perasaan. Biar ia tak sedih, biar pula ia tak bahagia.

Ketika cinta dan benci berjarak sangat dekat, lalu benci pun berjarak dekat dengan cinta, aku dan kamu yang kini terbatas akan sebuah kata menjaga, bukankah tak ingin ada cinta yang berbalut benci? bukankah tak ingin ada benci sedang masih merasakan cinta? aku, kamu, masing-masing tahu, semua harus pula berada pada kadarnya, tak boleh berlebih ataupun tak memiliki sama sekali. Cinta dekat dengan benci, begitupun sebaliknya, benci dekat dengan cinta. Maka dari itu, kita saling menjaga.

Perihal menjaga perasaan, aku mengerti ketika sikap dan tindak harus mampu menjaga agar tak sedih. Maka aku dan kamu sepakat untuk berjarak lebih jauh, ibarat bumi dan matahari yang berjarak puluhan juta kilometer, kita demikian. Tetapi, itulah cara bumi dan matahari saling cinta, mencintai dengan jaraknya. Lalu, aku dan kamu sadar pula untuk tak saling menciptakan bahagia, baik bagi diriku, atau bagimu. Mencoba untuk tak pernah lagi "saling membagi", kita sama-sama tahu, ini cara terbaik. Dengan kita "tidak saling" lagi membagi, maka menjaga perasaan agar tak bahagia lebih mungkin terjadi. Percaya saja. Aku dan kamu suatu waktu akan bertemu lagi, entah untuk tetap menjaga atau untuk tujuan lain yang entah apa.

Aku tak ingin mengenal benci meski kini tidak lagi ada cinta, pun tak ingin kemudian kembali cinta ketika terselip benci yang seperti memaksa ada. Menjaga memang hal yang tak mudah, tetapi tidak pula hal yang sulit. Menjada perasaan agar tetap pada kadarnya, apabila baiknya memang menjaga, untuk apa harus dipaksa? Yakinlah, ada cerita-cerita terbaik yang menunggu kita tuliskan ke dalam lembar hidup selanjutnya.

Cinta dekat dengan benci, begitupun sebaliknya, benci dekat dengan cinta
Berada di antara keduanya, kita sepatutnya menjaga, menjaga apa yang disebut rasa

Itha diy, April 2015

Komentar

Postingan Populer