Cerita dari Puncak Ke-Empat

Setelah 3142mdpl, kemudian 2565mdpl, setelah itu 2968mdpl, dan kemarin 3265mdpl. Ya kemarin adalah puncak dengan sekian meter di atas permukaan laut milik-Nya aku datangi. Mungkin memang bukan perjalanan jauhku untuk pertama kali, mungkin memang bukan pula tracking gunungku pertama kali, tapi lebih dari semua itu, perjalanan selalu memberikan sebuah cerita baru, meski bukan yang pertama lagi tapi alur-Nya selalu ku yakini sempurna



Berawal dari sekedar obrolan singkat via chat BBM dengan seorang sahabat, berakhir dengan sebuah rencana ditanggal 1-3 Mei 2015 pergi ke suatu tempat yang telah lama dirindukan. Kalian tahu kemana? Ke 3265mdlp.

Persiapan yang terhitung singkat bukan hal penyurut niat untuk terus melanjutkan perjalanan. Kamis, 30 April 2015 malam hari baru diputuskan untuk pergi keesokan harinya, rencana 3 hari 2 malam yang akan dilalui. Hem, perjalanan yang akan sangat menarik aku rasa. Merasakan betapa persiapan yang begitu singkat, persiapan yang ala-kadarnya, tapi akan tekad yang luar biasa. So, tetap mantap berangkat meski dengan kesemua hal yag serba singkat-mendadak-alakadarnya, tapi Alhamdulillah ijin dari Ayah selalu ada dan doa beliau pun setia menemani langkahku kemanapun.

Jumat, 1 Mei 2015 - 08.00 WIB - Depan Gedung SC UNY
Pagi itu cerah, secerah rupa-rupa yang hendak pergi menemui kerinduannya. Yap, pagi itu kita berkumpul di depan SC UNY. -Kita? Memang siapa saja?- Jadi ceriatanya, perjalanan kemarin aku dibersamai oleh sahabat-sahabat lama dan baru. Kali itu adalah perjalanan naik gunung pertama kali bareng dengan Kak Asti dan Yudik, meski bersama mereka bukan lagi yang pertama untuk perjalanan-perjalanan yang lain. -Terus apa yang jadi sahabat baru?- Pagi itu aku kenal dengan orang-orang baru, Mas Huda, Mas Bril, Mas Jun, MBak Risa, dan satu lagi sebut saja teman Mas Jun, maafkan aku lupa siapa namanya. Hehe. Kita ber-8lah yang selama 3 hari 2 malam itu akan bersama dalam sebuah perjalanan menemui kerinduan, Lalalaaa....

Sekitar 09.30 WIB kita ber-8 berangkat menuju basecamp Cemorosewu Jawa Timur. Hey, ada cerita keren loh disaat perjalanan menuju kesana. Haha. Dimulai dari aku tahu kalau Mas Huda dan Yudik adalah teman dari STM, kemudian berujung aku tahu kalau Mas Huda pun kenal dengan sahabat-sahabatku yang dulu satu sekolah dengan Mas Huda dan Yudik. Lucu itu ketika ditanya, "Jadi kamu kenal Oik, Bonar, Johan, Satria.....". Pastinya kenallah, hoho. Lantas, tidak salah kan kalau aku bilang dunia itu sempit. Selain satu hal itu, ada lagi kekonyolan dalam perjalanan waktu itu. Aku dan Mas Huda ketinggalan jauh dari rombongan yang lain, mencoba menanyakan poisis lewat SMS dengan Kak Asti ternyata tidak dapat dengan segera mempertemukan kita dengan yang lain. Dan ternyata kita "nyasar", perlu waktu lama untuk akhirnya menemukan tempat janjian berkumpul lagi, Masjid Agung Sukoharjo. Ya harap maklum lah, kita kan memakai GPS -Gunakan Penduduk Sekitar- Wkwk.

Pukul 12.00 WIB akhirnya dapat berkumpul lagi bersama rombongan lain di Masjid Agung Sukoharjo sesuai dengan perjanjian awal. Karena hari itu Jumat, maka untuk yang cowok-cowok menunaikan terlebih dahulu Shalat Jumatan. Sedang kami yang cewek-cewek bertugas menjaga tas dan barang bawaan kita semua. Aku, Kak Asti, dan Mbak Risa asik bercerita sambil menunggu Shalat Jumat selesai. Cerita "ngalor-ngidul" tapi bagiku penuh makna, itulah awal cerita-cerita lain tentang kita ber-8 dimulai.

Melanjutkan perjalanan sekitar pukul 13.00 kemudian sampai basecamp cemorosewu sekitar pukul 14.30 dengan kondisi cuaca mendung dan hujan rintik-rintik. Udara dingin sudah mulai terasa dan itulah apa yang aku rindukan. Sapaan lembut kabut pengunungan dan sentuhan dingin yang begitu jarang didapati di Jogja terutama daerah kampus dan kos, apalagi panorama hijau yang sangat cantik, hem, itu yang selalu aku rindukan. Aku semakin yakin, ini akan jadi perjalanan keren dan luar biasa.

Setelah selesai makan pukul 16.00 kita memulai perjalanan tracking. Gerbang masuk bertuliskan "Selamat Datang Di Pendakian Puncak Lawu Wana Wisata Cemorosewu Jawa Timur" menjadi pembuka 3 hari 2 malam yang kita lalui bersama. Yeay, jalur yang sudah tertata begitu apik dengan susunan batu membentuk jalan setapak menjadi teman perjalanan kita. Jalur pendakian via Cemorosewu memang memilki jalur yang sudah tetap dan tidak mungkin membuat pendaki salah jalan ataupun tersesat. Diawali dengan track yang datar dan relatif mudah, kemudian sesekali naik, turun, dengan kesulitan medan yang bervariasi. Setelah perjalanan kurang-lebih 5 jam kita sampai di Pos 3, karena kondisi camp yang penuh perjalanan dilanjutkan sampai Pos 4 berharap ada cukup tempat lapang yang bisa dijadikan tempat mendirikan tenda. Ternyata belum sampai Pos 4, rasa lelah dan kantuk sudah tidak lagi bisa dibendung. Ketika sesekali kita berhenti istirahat, apalagi ketika sambil duduk, pasti kita langsung terlelap tidur. Dan ketika itu, tidur hanya 5-10 menit saja sudah sangat berharga dan mampu membuat kita dapat melanjutkan perjalanan lagi. Tapi hal itu selalu terulang setiap kita beristirahat untuk selanjutnya. Alhasil, belum jadi sampai ke Pos 4, kita putuskan untuk beristirahat makan dan tidur sejenak. Masak makanan untuk menganjal perut yang lapar pun segera dilakukan mengingat suara gemuruh geledek sudah terdengar. Ya dan benar saja, tidak lama setelah kita selesai beristirahat kemudian melanjutkan perjalanan hujanpun mulai turun. Sedikit naik dari Pos 4 akhirnya kita mendirikan tenda untuk bermalam di sana. Aku mendapat hal baru, pertama kali naik gunung dengan kondisi hujan. Di tiga pendakianku sebelumnya, pasti selalu tidak hujan. Dan kali ini, aku merasakan bagaimana hujan di atas gunung.

Sabtu, 2 Mei 2015 - Sekitar pukul 05.00
Karena dari semalaman kondisi hujan, sekitar pukul 05.00 kita baru keluar dari tenda. Berawal dari Mas Jun yang tetiba berkata "Mau lihat sunrise gak e?". Pagi itu cuaca masih sedikit mendung dan kabut. Aku, Kak Ati, Mbak Risa, dan Yudik memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak lebih dulu, Sedang Mas Jun, Mas Huda, Mas Bril, dan teman Mas Jun masih berada di tenda dan akan melanjutkan perjalanan beberapa jam kemudian. Aku memang sudah tidak sabar melihat betapa indah ciptaan-Nya dari 3265mdpl. Berjalan perlahan sembari bertukar cerita dengan Mbak Risa pun membuat aku lupa bagaimana lelah dan rasa ngantuk. Banyak mendapat cerita tentang pengalaman Mbak Risa dari mulai kuliah sampai hobinya jalan-jalan. Mbak Risa ini sudah lulus dan bekerja di RS Sardjito sebagai asisten administrasi. Jadi Mbak Risa itu adalah teman dari temannya Mas Bril. Aduh piye yah, ya pokoknya gitu deh. But, sekarang Mbak Risa jadi temenku, sahabatku, dan inspirasiku juga. Inspirasi apa? Inspirasi buat bawa boneka pas jalan-jalan, terus bonekanya ikut narsisi difoto kita deh, Hehe...

Satu jam lebih perjalanan akhirnya sampai juga di Puncak Hargo Dumilah 3265mdpl. Widih, keren asli, Masya Allah alam-Nya luar biasa. Cantik, megah. Asik menikmati pemandangan dan mengambil banyak dokumentasi foto-foto nampaknya menjadi hal "wajib". Sembari menunggu teman-teman ber-4 yang lain naik ke puncak. 09.00 sampai juga mereka ber-4 di puncak, setelah beberapa saat di atas kemudian memutuskan untuk mendirikan tenda tidak terlalu jauh dari puncak. Hari itu, sejak pukul 10.00 pagi sampai sore hari hujan turun menguyur puncak lawu. Hey ada kejadian yang lucu, sedih, dan membelajarkan juga. Kita mendirikan 3 tenda, 1 tenda untuk cewek-cewek, 2 tenda untuk cowok-cowok. Satu tenda cowok kebanjiran loh saat itu, padalah mereka lagi asik-asiknya tidur. Tapi tiba-tiba semuanya basah kena air hujan, langsung deh bangun dan ribut sendiri. Wkwkwk. Tenda cewek mah aman ya...

Menghilangkan dingin dengan mmebuat api ungun kita lakukan, sambil bertukar cerita tentunya. Rasanya dengan bercerita, ngobrol, dinginnya ilang. Sesekali ngemil dan makan-makanan berat. Dan di sini juga ada cerita lagi, dibalik adanya makanan yang kita santap ada perjuangan yang luar biasa loh, bagaimana tidak, karena hujan kompor yang dibawa Mas Huda ngadat, tidak mau dipakai. Terus kompor punya Mas Bril juga rewel. Ah, biarlah itu dua cowok ngotak-atik kompor mereka sendiri, aku sih asik memperhatikan aja. Haha...

Sedari pukul 16.00-20.00 Kita lebih banyak beristirahat di dalam tenda. Sesekali tertidur, sesekali terbangun, melihat jam yang dirasa tidak memutar jarumnya, ketika sudah merasa lama tidur, bangun, lihat jam, ternyata baru jam segitu, ah lama sekali, Dan baru kali ini aku jadi tahu kalau ada istilah "bosen tidur". Ya, ini gegara Mbak Risa pas tidur kemudian bangun dan terus duduk, ditanya deh sama Yudik, "kenapa Mbak?" lha dijawab sama Mbak Risa "Gak papa, bosen tidur e!". Aku, Yudik, Kak Asti, "Hah bosen tidur? baru kali ini denger ada orang bosen tidur". Tapi kata Mbak Risa sih bukan bosen tidurnya, tapi bosen sama gaya tidurnya yang gitu-gitu aja, lurus terlentang di dalam slipingbag kayak kepompong, sesekali miring kiri-kanan, sesekali muter gak jelas, gitu-gitu aja terus sampe akhirnya bosen. Haha, iya sih emang bosen tidur jadi rasanya...

Di puncak lawu aku menemukan orang yang punya beberapa hal yang sama kesukaannya denganku, dari mulai musik yang sama, lagu yang sama, suka fotoin pohon atau tumbuhan, suka jalan-jalan, dan golongan darah sama, Haha, Pokoknya banyak cerita deh, dari mulai cerita lucu, konyol, sampai cerita haru, sedih. Kalau cerita sedih-haru mah jadi inget Mas HUda dengan SB basah, jaket basah dan kompor yang ngadat miliknya itu, tapi pas dipakai sama Yudik kompornya lancar-lancar aja coba, aneh kan?. Haha...

Lanjut istirahat sampai akhirnya bangun di Minggu, 3 Mei 2015 sekitar pukul 05.00 WIB
Udara dingin dengan kabut yang setia menyelimuti Puncak Lawu pagi itu, aku dan Mas Bril keluar dan mencari-cari posisi sunrise yang masih malu-malu keluar. Selagi yang lain masih tidur, aku dan Mas Bril sudah lebih dulu naik ke Puncak lagi. Sudah foto-foto malah. Hehe. Tidak lama kemudian, yang lian pun menyusul naik ke Puncak. Sekitar pukul 07.00 Aku, Mas Bril, Yudik, Kak Asti berjalan turun ke kawah yang ada di bawah Puncak Hargo Dumilah. Kalau kata Mas Bril, ini adalah mini Ranukumbolo di Semeru kalau banyak airnya, alias setelah hujan lebat. Kemarin ada airnya memang, sedikit menyerupai danau, tapi airnya tidak begitu banyak. Ritual foto-foto pun dimulai, pemandangan yang bagus dan terlihat gugusan Gunung-Gunung di Jawa Tengah menambah takjub aku dan kita semua. Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, Telomoyo, Ungaran, Andong, bahkan Gunung Slamet juga terlihat jelas dari sana. Luar biasa...

08.00 WIB kita kembali ke tenda dan berbenah barang bawaan untuk kemudian kembali turun. Membereskan barang dan selalu diselingi dengan cerita-cerita yang menarik untuk didengarkan semakin menambah akrab kita semua. Sebelum melanjutkan perjalanan turun, kita sempatkan untuk berfoto ber-8 di Puncak, maklumlah sedari kemarin belum pernah full foto ber-8. Meminta tolong salah satu pendaki lain untuk mengambil gambar kita, gayalah kita semau kita. Dari mulai gaya formal sampai gaya entah apa namanya. Yang pasti kita mengabadikan wajah-wajah cerah yang hampir selesai dengan 3 hari 2 malamnya itu. Kalian tahu? Lelah yang kita rasa hilang ketika ada tawa dan keindahan alam yang kita saksikan...

Pukul 10.00 WIB perjalanan turun ke basecamp kita lanjutkan. Selama perjalanan turunpun lagi-lagi ada banyak cerita yang kalau aku tulis akan sangat panjang. Pengalaman yang tak terlupakan menurutku, bagiku ini perjalanan yang luar biasa. Perjalanan yang penuh kisah tentang mantan ala Mas Jun, haha, dikir-dikit ngomongnya soal mantan sih. Ya, dan dibalik semua cerita yang terjadi di atas puncak sana terlebih cerita yang aku tuliskan pula di sini, ada banyak cerita lain yang terjadi yang "tak tertuliskan olehku di sini", sengaja? Ya sengaja memang, biarlah menjadi cerita di atas sana saja, tak perlu ikut terbawa turun kembali atau bahkan sampai tetulis di sini. Biar tetap berada di atas sana, dekat dengan penulis sejatinya dari cerita-cerita yang ada...

Sekitar pukul 14.00 sampai kembali dengan selamat di basecamp. Ah, tracking gunung yang keren. Sebelum lanjut bersih diri sempetin deh selfie bareng Mbak Risa dan Kak Asti...

Bersih diri dilanjut makan kemudian Shalat Ashar ditemani hujan dan udara dingin kembali kita rasakan, suasana yang tentu suatu saat akan kita rindukan lagi. Apalagi kebersamaan yang begitu hangat, pasti selalu meminta untuk kembali terulang.

16.00 WIB kita melanjutkan perjalanan pulang ke Jogja istimewa. Diperjalanan pulang itu, aku sempatkan untuk ngobrol dan bertukar cerita juga dengan partner boncengan motor ku, haha, terima kasih buat ceritanya yaa...

19.00 WIB lewat sedikit atau banyak entah aku lupa, khususnya Aku dan Mas Huda sudah sampai lagi di Jogja. Ketika di jalan sempat dapat SMS dari Kak Asti yang menanyakan "Sampai mana, nyasar lagi gak?" Duh ini gegara kemarin pas berangkat nyasar sih, jadi pas pulang takut dikira nyasar, padahal pas dia SMS mah kitanya udah sampai di Anak Rimba lagi kembaliin dome sama matras, haha. Eh lha ternyata yang SMS malah belum sampai rumah pas itu, Huhuu...

###

Ini cerita dari puncak keempat yang aku daki. Ini cerita dari perjalanan panjang dan jauh yang aku lalui untuk kesekian kali. Ini cerita dari kebersamaan bersama sahabat yang begitu hangat. Ini cerita dari sebuah tekad dan niat yang kuat. Ini cerita dibalik ijin dan restu Orang tua dan Allah yang selalu membersamai. Ini cerita untuk masa depan. Ini Cerita untuk pengalaman. Ini cerita untuk membelajarkan. Ini cerita tentang bagaimana menaklukkan diri sendiri, bagaimana melawan rasa takut, bagaimana meredam rasa egois pribadi. Ini cerita tentang perjuangan yang akan terus ada. Ini cerita tentang awal cerita-cerita lain yang akan ada setelah cerita ini.

DAN INI CERITA DARI 3265 MDPL -GUNUNG LAWU-


Ithadiy, 14 Mei 2015
Dari sebuah ingatan tentang perjalanan panjang 1-3 Mei 2015 lalu





Komentar

Postingan Populer