Titik Balik
Setiap orang memiliki titik balik sendiri-sendiri. Setiap orang memiliki cara pula dalam memaknai titik balik tersebut. Seperti salah satu cerita yang dialami oleh sahabatku, berawal dari sebuah ketakutan akan "mati". Kemudian lambat-laun dia menyadari siapa dia, untuk apa/siapa dia hidup, dan apa tujuannya ada. Bukan perkara mudah menguatkan diri meraih titik balik tersebut. Titik balik tak serta-merta didapat begitu saja. Perihal titik balik yang dialami oleh sahabat saya tersebut, terbilang cepat dalam beradaptasi dengan lingkungan barunya. Semula dia yang berpakaian cenderung ingin terlihat "sempurna" penuh warna yang match, kini tidak lagi demikian, perlahan berkurang. Semula yang dalam berjilbab dia biasa, bahkan lebih suka memakai jilbab beraneka model dan warna, kini memutuskan untuk sederhana dan sesuai syariat.
Hidayah memang sepenuhnya milik Allah, Dia memiliki kuasa kepada siapa akan Dia berikan hidayah tersebut. Kita sebagai hamba-Nya, bukan kemudian menunggu titik balik itu terjadi, menunggu hidayah itu datang, tapi seharusnya kita bersiap dari sekarang. Mempersiapkan diri sebaik-baiknya, hingga ketika waktu itu tiba, kita telah siap menyambut hidayah Allah tersebut, kemudian menjalankan titik balik yang terjadi dengan penuh niat tulus beribadah kepada-Nya.
Titik balik bukan datang tanpa sebab. Titik balik datang seiring usaha dan keyakinan kita sebagai hamba. Dengan adanya titik balik bukan kemudian menjadikan kita bersombong diri, lantaran Allah memberikan hidayah-Nya pada kita. Lebih dari itu, titik balik adalah momentum perubahan menjadi lebih baik dari sebelumnya, perubahan menjadi lebih taat, dan perubahan-perubahan lain yang mendekatkan kita dengan Sang Pencipta.
Persiapkan semua sebaik-baiknya, semoga bagi yang belum lekas bersua dengan hidayah-Nya, terus berusaha, terus berdoa, kuasa Allah itu nyata ^^
#ithadiy #journey
Rabu, 17 Juni 2015
Awal Ramadhan
Komentar
Posting Komentar