A Little Restlessness
Bodoh jika terus memupuk resah, untuk apa? Biar tumbuh dan berkembang?. Padahal, jelas di sana tak ada sesuatu yang pantas diresahkan. Tentu, ini hanya karena kamu yang terlalu: terlalu memikirkan, terlalu merasa, dan akhirnya kamu tahu sendiri segalanya tak terbukti.
Dalam setiap resah yang membayang dalam diri, akan ada sesuatu yang selalu berhasil membuatmu dengan yakin berkata: segalanya baik-baik saja. Dia. Akan selalu berada dalam koridor-koridor yang semestinya. Segala resah dalam dirimu, berbalik perlahan, bahkan hilang. Sebab kamu percaya, semua kesepakatan telah disaksikan semesta: tanpa perlu banyak orang tahu.
Upaya-upaya yang merangkai perjalananmu hingga kini, belumlah seberapa. Bahkan dalam segenap mantapnya langkah, keraguan itu pasti ada. Kamu layak sepakat untuk ini, dan kamu harus juga meyakini dia pun setuju. Lantas, bagaimana usaha-usaha itulah yang kemudian perlu diperiksa lagi. Tiap manusia tentu tak mampu menilai, baik dan buruk nampaknya memang tertakdir untuk selalu relatif, tak akan pernah menjadi mutlak. Tapi yang mutlak tentulah: selalu mengusahakan segala yang terbaik, menghadirkan apa-apa dalam versi terbaik. Ini mutlak, jangan menawar untuk yang satu ini. Betul begitu?
Lalu biarlah semua berjalan sewajarnya. Buang resahmu, biarlah dia menunjukkan apa yang perlu tanpa keresahanmu yang berlebih. Hingga akhirnya hanya kemenangan rasa yang didapatkan oleh dua orang yang sabar menunggu. Temu....
@ithadiy , 2017
Komentar
Posting Komentar