Teduhnya Tatap Mata Hamzah

"Assalamualaikum, bu"

Masih saja terngiang di telingaku, ucapan seorang anak laki-laki yang dengan mata teduhnya, lugu menatapku. Hamzah namanya: anak kelas 1 SD yang setiap hari berjalan melewati hutan pergi-pulang demi ilmu, ya demi bisa mengenyam pendidikan di SD N 21 Sepu'u, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Perjalanan yang jauh, nyatanya tidak menyurutkan semangatnya dalam mencari secercah harapan: kelak bisa menjadi orang yang berguna dengan ilmu yang dia miliki

Lusuh, kotor, kusam, tidak layak: itu, dan hanya itu yang terus muncul dipikiran ketika menatapnya, menyaksikan dengan mata terbuka; bagaimana seragam yang ia kenakan tidak lagi berwarna putih dan merah cerah, tubuh kecilnya penuh debu, bahkan kakinya beralas sendal jepit, bukan sepatu sekolah seperti layaknya anak kebanyakan di luar sana.

Wajah lugu seorang anak laki-laki kelas 1 SD itu, pelan tapi dengan pasti meluluhkan hatiku; dan aku kira siapa saja, semua orang yang menatapnya. Tapi, tahukah kalian? Senyumnya tak pernah berhenti melengkung di wajahnya, keceriaannya tak pernah hilang dari gerak-geriknya, dan ketenangan selalu mampu dia hadirkan dalam keteduhan tatap matanya.

Siang itu, mungkin memang sudah waktunya dia pulang ke rumah selepas menuntut ilmu di sekolahnya. Lagi-lagi, dengan tingkahnya yang malu-malu: "Bu guru, pulang ya, Assalamualaikum bu". Berulang kali dia ucap kata itu, berulang kali dia berjabat tangan denganku, tapi ternyata tak membuatnya lekas beranjak pulang. Yang ada justru senyum sana, senyum sini. Ah, aku ingin sekali ikut berjalan di sampingmu nak, mencari tahu bagaimana perjalananmu itu, mungkin di waktu itu aku bisa sambil membisikan nasihat kecil untukmu: "hidupmu masih panjang nak, hidupmu harus terus berlanjut, jangan patah nak, kamu harus terus bertumbuh".

Hamzah. Yaa, seorang anak laki-laki yang telah mengambil hatiku dan menjadi racun bagi pikiranku: aku adalah temannya untuk meraih mimpinya.
 
Nak. Semangat, senyum, dan kesemua energi positif yang kamu miliki saat ini harus terus ada, ini bisa jadi penawar: segala sedih, airmata, dan keterbatasan yang kamu miliki. Yakinlah, Tuhan pasti bertanggung jawab. Menciptakan ujian-sakit-luka-dan ketidakberdayaan, itu berarti Tuhan siap pula mendengar doa-doa tentang kebaikan hidup di kemudian hari yang tak pernah henti dipanjatkan, untuk pada saat-Nya diwujudkan. Bersabarlah nak. Tuhan, dekat dan selalu ada.

Sedikit cerita tentang Hamzah, seorang anak laki-laki yang berdiri di tengah, dengan senyum khasnya. 


@ithadiy , 2017
 

Komentar

Postingan Populer