PA Ibnu Fattah: 60menit penuh cerita inspiratif dan membahagiakan

Hari ini aku mendapat banyak cerita yang begitu menginspirasi. Tentang bagaimana perjuangan hidup jauh dari keluarga, tentang penerimaan akan hidup yang sederhana namun mereka lalui penuh tawa, dan tentang keikhlasan menjalani setiap cerita hidup dalam balutan rasa syukur yang tiada terkira. Sedikit aku ceritakan di sini, yang banyak bisa aku ceritakan ketika esok kita berkesempatan bertemu, yay!

Panti Asuhan, mungkin bagi sebagian kita tempat ini adalah tempat yang asing; bisa karena belum pernah datang berkunjung ke sana, atau mungkin karena penilaian dan pandangan kita yang masih sebelah mata tentangnya. Namun hal itu tidak berlaku bagi sebanyak 35 anak di Panti Asuhan Ibnu Fattah, Pengasih, Kulon Progo. Kesemua anak di sini datang dari berbagai wilayah, bukan hanya dari sekitar Kulon Progo, tapi juga dari berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya Flores. Hidup di Panti Asuhan, mungkin memang bukan pilihan mereka sendiri, namun perjalanan hidup yang telah Dia gariskan mengantarkan mereka semua ke tempat ini. Nyatanya mereka semua dapat menerima semua dengan penuh ikhlas, selama aku berada di sana, senyuman mereka selalu dilihat oleh mataku, canda dan tawa mereka selalu diterdengar oleh telingaku. Panti asuhan ini adalah rumah mereka. Lebih dari itu, ini adalah istana mereka.

Satu jam berada di sana, banyak cerita menarik yang didapat. Aku diberi juga kesempatan untuk berkeliling melihat kondisi panti. Saat ini panti sedang melakukan renovasi untuk kamar santri putri, hal ini dikarenakan kondisi bangunan sebelumnya yang sudah rusak dan sering kali bocor saat hujan. Tinggal dan hidup sehari-hari di Panti Asuhan, bukan berarti mereka tidak punya prestasi, sebagian besar anak-anak di panti ini mendapatkan juara di kelasnya, banyak pula yang mendapatkan prestasi pada berbagai bidang perlombaan yang berkesempatan diikuti.

Pengurus Panti Asuhan juga menyadari, mereka membutuhkan bekal hidup yang lebih, bukan hanya sesuatu yang bersifat akademik dan duniawi saja. Selain bersekolah di jenjang pendidikan formal, anak-anak juga diberikan bekal keterampilan hidup seperti menjahit, memasak, membuat kerajinan tangan, kegiatan olah raga seperi karate dan senam, dan yang paling utama adalah pendidikan agama. Panti asuhan ini memberikan bekal berkaitan dengan keagamaan dalam berbagai kegiatan, seperti pembiasaan shalat berjamaah, mengaji, puasa sunah Senin-Kamis, hafalan Quran, kajian hadist, dan diajarkan juga kesenian hadrah. Kesemuanya mereka ikuti dengan sungguh-sungguh. Hari minggu mereka pun diisi dengan kegiatan yang bermanfaat, kerja bakti di pagi hari dilanjutkan dengan kegiatan bebas: ada yang bermain, ada yang mencuci baju, ada yang setrika baju, ada juga yang asik menonton tivi.

Kesempatan berkunjung kali ini juga salah satu wujud syukurku, mempunyai adik sepupu yang sudah dewasa, yang bisa memahami arti penting berbagi dengan sesama. Alhamdulillah, si anak yang dulu ku timang-timang semasa kecil kini sudah bisa menjadi partnerku untuk berkeliling saling membahagiakan. Satu doaku, semoga Dia teguhkan hatimu dan kuatkan niatmu untuk terus berjuang dalam iman dan islam dik. Aku bangga, bahkan begitu bahagia.

Ternyata, kebahagiaan bisa datang dari mana saja, lewat cerita hari ini salah satunya. Dan aku menyadari, salah satu kunci kebahagiaan yang baik itu adalah ketika kebahagiaan kita dapat pula dirasakan oleh orang lain. Bahagia-membahagiakan.....

SELAMAT (SALING) MEMBAHAGIAKAN SIAPAPUN :)

@ithadiy, 2018

Komentar

Postingan Populer